Partai Keadilan Sejahtera (PKS)

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) adalah sebuah patai politik di Indonesia yang berbasis Islam. Partai ini bercikal bakal dari penentangan sejumlah tokoh Islam terhadap kebijakan Presiden RI ke-2, Soeharto yang mengharuskan agar tiap tiap ormas menjadikan Pancasila sebagai asas tunggal mereka. Dari penentangan ini lahirlah Gerakan Tarbiyah. Gerakan Tarbiyah ini lalu membentuk lembaga dakwah kampus yang kemudian menjadi asal usul berdirinya Partai Keadilan pada 20 Juli 1998 pasce lengsernya pemerintahan Suharto. Partai Keadilan kemudian bertransformasi menjadi Partai Keadilan Sejahtera pada tanggal 20 April 2002 akibat gagal memenuhi ambang batas parlemen sebesar 2%.
Sejarah Partai Keadilan Sejahtera
Asal usul PKS dapat ditelusuri dari gerakan dakwah kampus yang menyebar di universitas-universitas Indonesia pada 1980-an. Gerakan ini dapat dikatakan dipelopori oleh Muhammad Natsir, mantan Perdana Menteri Indonesia dari Masyumi (dibubarkan pada 1960) yang mendirikan Dewan Dajwah Islamiyaj Indonesia (DDII) pada 1967. Lembaga ini awalnya fokus kepada usaha mencegah kegiatan misionari Kristen di Indonesia. Peran DDII yang paling krusial adalah kelahiran Lembaga Mjahid Dakwah yang berafiliasi dengan DDII, dipimpin MUhammad Imaduddin Abdulrahim yang aktif melakukan pelatihan keagamaan di Masjid Salman, Institut Teknologi Bandung.
Pada 1985, rezim Orde Baru mewajibkan seluruh organisasi massa menjadikan Pancasila sebagai asasnya. Ini membuat sejumlah tokoh Islamis berang dan menyebut rezim Soeharto telah memperlakukan politik Islam sebagai kujing kurab. Pda saat yang sama, Jamaah Tarbiyah meraih momentumnya di kalangan mahasiswa kader Rohis dan aktivis dakwah di kampus-kampus. Pada tahun 1993, Mustafa Kamal, seorang kader Jamaah Tarbiyah memenangi pemilihan mahasiswa untuk Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, kader Jamaah pertama yang memegang kekuasaan di level universitas. Setahun kemudian, Zulkieflimansyah, juga kader Jamaah Tarbiyah, menjadi Ketua Senat Mahasiswa di universitas yang sama.
PKS awalnya bernama Partai Keadilan (PK), yang didirikan pada 20 Juli 1998 sebagai respons terhadap era reformasi. Partai ini lahir dari aktivis- aktivis Islam yang ingin membawa nilai-nilai Islam dalam politik dengan pendekatan demokratis dan modern.
Pada pemilu 1999, hanya memperoleh 1,36% suara dan gagal memenuhi ambang batas parlemen. Akibatnya, pada tahun 2002, partai ini berganti nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dengan tujuan menarik dukungan lebih luas. Pada pemilu 2004 PKS mengalami lonjakan suara dengan perolehan 7,34% dan mendapatkan 45 kursi di DPR. Partai ini mulai dikenal dengan partai Islam modern dengan basis kuat di kalangan pemuda dan masyarakat perkotaan.
Pada pemilu 2009, PKS mencapai puncaknya dengan memperoleh 8,15% suara dan 57 kursi di DPR. Partai ini semakin dikenal sebagai partai yang disiplin dan aktif dalam kebijakan publik. Pada pemilu 2014, PKS mengalami sedikit penurunan dengan perolehan 6,79% suara dan mendapatkan 40 kursi di DPR. Meski demikian, partai ini tetap berpean dalam berbagai kebijakan nasional.
Pada pemilu 2019, PKS kembali meningkat dengan perolehan 8,21% suara dan memeperoleh 50 kursi di DPR, menunjukkan bahwa partai ini masih memiliki basis dukungan yang kuat.
Ideologi Partai Keadilan Sosial
PKS mengusung ideologi Islam yang demokratis, dengan nilai-nilai keadilan, kesejateraan, dan kepemimpinan yang berlandaskan moralitas Islam. Partai ini menekankan pentingnya penerapan syariat Islam dalam kehidupan sosial dan politik tanpa mengesampingkan prinsip demokrasi dan keberagaman di Indonesia. PKS juga berkomitmen pada pembedayaan ekonomi umat, pendidikan, serta kesejahteraan sosial sebagai bagian dari implementasi nilai-nilai Islam.
Anggota Dewan Partai Keadilan Sosial

SITI NURLAILAH, S.T., M.T.
BIMA, NUSA TENGGARA BARAT
12 JUNI 1975
ISLAM
BATAM – 2 ( BATU AMPAR – BENGKONG )

WARYA BURHANNUDDIN, A.Md.
KANDANGHAUR, JAWA BARAT
14 AGUSTUS 1976
ISLAM
BATAM – 5 (BATU AJI)

Dr. MUHAMMAD MUSTOFA, S.H., M.H.
NGANJUK, JAWA TIMUR
15 FEBRUARI 1977
ISLAM
BATAM – 3 ( NONGSA, SEI BEDUK, BULANG DAN GALANG)

H. SULAIMAN
PANGKAL PINANG, BANGKA BELITUNG
18 DESEMBER 1973
ISLAM
BATAM – 6 ( SEKUPANG – BELAKANG PADANG)

Ir. H. SURYANTO
BOYOLALI, JAWA TENGAH
31 DESEMBER 1978
ISLAM
BATAM – 1 ( BATAM KOTA – LUBUK BAJA )

MUHAMMAD SYAFE'I, S.T., M.M.
PALEMBANG, SUMATERA SELATAN
04 SEPTEMBER 1976
ISLAM
BATAM – 4 ( SAGULUNG )