Partai Golkar NEW

Partai Golongan Karya

Partai Golongan Karya (GOLKAR) atau secara umum disingkat dengan Partai Golkar adalah sebuah partai politik di Indonesia. Didirikan sebagai Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar) pada tahun 1964, dan berpartisipasi untuk pertama kalinya dalam pemilihan umum nasional pada 1971 sebagai Golkar (Golongan Karya). Partai Golongan Karya tidak resmi menjadi partai politik hingga tahun 1999, ketika Golkar diperlukan untuk menjadi sebuah partai untuk mengikuti pemilihan. 

Partai Golkar berkuasa dari tahun 1971 hingga 1999, di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto dan B.J. Habibie.  Kemudian bergabung dengan koalisi yang berkuasa di bawah presiden Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, dan Susilo Bambang Yudhoyono. Ketika Presiden Joko Widodo dari PDI-P terpilih pada tahun 2014, Partai Golongan Karya awalnya memilih untuk bergabung dengan koalisi oposisi yang dipimpin oleh mantan jenderal Presiden Prabowo Subianto, yang pada akhirnya kembali mengalihkan dukungannya kepada Pemerintahan yang di pimpin oleh Presiden ke-7 Joko Widodo pada tahun 2016.

Sejarah Golkar

Sekretariat Bersama Golongan Karya didirikan pada tanggal 20 Oktober 1964. Sekber Golkar ini lahir karena rongrongan dari PKI beserta ormasnya dalam kehidupan politik baik di dalam maupun di luar Front Nasional yang makin meningkat. Sekber Golkar ini merupakan wadah dari golongan fungsional/golongan karya murni yang tidak berada di bawah pengaruh politik tertentu. Jumlah anggota Sekber Golkar ini bertambah dengan pesat, karena golongan fungsional lain yang menjadi anggota Sekber Golkar dalam Front Nasional menyadari bahwa perjuangan dari organisasi fungsional Sekber Golkar adalah untuk menegakkan Pancasila dan UUD 1945. Semula anggotanya berjumlah 61 organisasi yang kemudia berkembang hingga mencapai 291 organisasi. 

Dalam adanya pengakuan tentang kehadiran dan legalitas golongan fungsional di MPRS dan Front Nasional maka atas dorongan TNi di bentuklah Sekretariat Bersama Golongan Karya, disingkat Sekber Golkar, pada tanggal 20 Oktober 1964. Terpilih sebagai Ketua Pertama, Brigadir Jenderal Djuhartono sebelum di gantikan Mayor Jenderal Suprapto Sukowati lewat Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) I, Desember 1965. 

Pada awal pertumbuhannya, Sekber Golkar beranggotakan 61 organisasi fungsional yang kemudian berkembang menjadi 291 organisasi fungsional. Ini terjadi karena adanya kesamaan visi di antara masing-masing anggota. Organisasi-organisasi yang terhimpun ke dalam Sekber Golkar ini kemudian dikelompokkan berdasarkan kekaryaannya ke dalam 7 (tujuh) Kelompok Induk Organisasi (KINO), yaitu: Koperasi Serbaguna Gotong Royong, Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia, Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong, Organisasi Profesi, Ormas Pertahanan Keamanan, Gerakan Karya Rakyat Indonesia, Gerakan Pembangunan.

Pada masa Orde Baru (1971-1998) Golkar mendominasi pemilu selama masa pemerintahan Soeharto, dengan sistem politik yang sangat terkontrol. Selama periode ini, Golkar bukanlah partai politik dalam arti konvensional, tetapi lebih sebagai alat politik pemerintah. 

Pada masa Reformasi dan pemilu 1999 setelah kejatuhan Soeharto pada 1998, Golkar bertransformasi menjadi partai politik dalam sistem demokrasi yang lebih terbuka. Pada Pemilu 1999, Golkar tetap bertahan sebagai partai besar dengan memperoleh 22,44% suara dan 120 kursi di DPR. 

Pada Pemilu 2004 hingga 2019 Golkar terus menjadi salah satu partai politik terbesar di Indonesia, dengan beberapa kali menempati posisi kedua dalam perolehan suara nasional. Partai ini juga berperan dalam berbagai koalisi pemerintahan, baik sebagai oposisi maupun sebagai bagian dari pemerintahan. 

Ideologi Partai Golongan Karya

Partai Golkar mengusung Ideologi Pancasila sebagai dasar perjuangannya. Golkar menekankan prinsip nasionalisme, pembangunan ekonomi, serta stabilitas politik dan sosial. Partai ini juga dikenal sebagai partai yang mengedepankan pragmatisme politik dengan pendekatan inklusif dan adaptif terhadap dinamika politik nasional. 

Selain itu, Golkar memiliki orientasi pada pembangunan dan modernisasi, dengan fokus pada pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan rakyat,serta keberlanjutan pemerintahan yang stabil. Dalam perkembangannya, Golkar berusaha mempertahankan citra sebagai partai yang profesional dan berorientasi pada kemajuan bangsa. 

Anggota Fraksi Partai Golkar

WALFENTIUS TINDAON, A.Md.

LUMBAN GORAT, SUMATERA UTARA

26 APRIL 1986

KRISTEN

BATAM – 3 (NONGSA, SEI BEDUK, BULANG DAN GALANG)

H. DJOKO MULYONO, S.H., M.H.

KENDAL, JAWA TENGAH

06 FEBRUARY 1972

ISLAM

BATAM – 4 (SAGULUNG)

NOVELIN FORTUNA SINAGA, S.H.

.

BATAM, KEPULAUAN RIAU

09 NOVEMBER 2000

KRISTEN

BATAM – 1 (BATAM KOTA – LUBUK BAJA)

MUHAMMAD YUNUS MUDA, S.E.

CAMPANIGA, SULAWESI SELATAN

31 DESEMBER 1974

ISLAM

BATAM – 2 (BATU AMPAR – BENGKONG) 

JIMMI SIBURIAN

SUKALUE, SUMATERA UTARA

02 MARET 1977

KRISTEN

BATAM – 3 (NONGSA, SEI BEDUK, BULANG DAN GALANG)

HENDRA ASMAN, S.H., M.H.

DABO SINGKEP, KEPULAUAN RIAU

27 MARET 1984

BUDHA

BATAM – 1 (BATAM KOTA – LUBUK BAJA)