Partai Gerankan Indonesia Raya (Gerindra)

Partai Gerakan Indonesia Raya (disingkat Gerindra) adalah sebuah partai politik di Indonesia berideologi populisme sayap kanan dan nasionalis. Dibentuk pada tahun 2008, Gerindra berfungsi sebagai kendaraan politik mantan jenderal ABRI, sekaligus Presiden Republik Indonesia saat ini, Prabowo Subianto. Saati ini, Gerindra adalah partai ketiga terbesar di DPR berdasarkan hasil perolehan suara dalam pemilu legislatif 2024 dengan 86 kursi. Partai Gerakan Indonesia raya juga berpartisispasi dalam pemilihan kepala daerah di Indonesia.
Pada kurun waktu 2008 hingga 2019, Gerindra memosisikan diri sebagai partai oposisi. Pasca pemilu 2019, Gerindra bergabung dengan Kabinet Indonesia Maju dibawah pimpinan Presiden Joko Widodo, meskipun sebelumbya Prabowo pernah menghadapi Joko Widodo dalam pemilihan presiden pada 2014 dan 2019.
Sejarah Partai Gerindra
Setelah menempatai posisi akhir dalam knvensi calon presiden Partai Golkar yang di gelar pada 21 April 2004, Prabowo menjabat sebagai anggota Dewan Penasihat Golkar sampai pengunduran dirinya pada 12 Juli 2008. Gerindra dibentuk pada 6 Februari 2008 atas saran adik laki-laki Prabowo, Hashim Djojohadikusumo, yang turut membantu kampanye iklan partai di televisi pada jam prime-time dalam bentuk dukungan finansial. Prabowo ditunjuk sebagai ketua Dewan Pembina Partai.
Pada Februari 2009, Gerindra mulai membentuk cabang-cabang pada tingkat provinsi dan kabupaten. Mereka mengklaim jumlah keanggotaan partai mencapai sekitar 15 juta, dengan basis pendukung di Jawa, Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Gerindra meraup 4,5% suara dalam pemilihan umum legislatif 2009 dan mengamnkan 26 kursi di DPR.
Pada Februari 2011, Partai Bintang Reformasi (PBR) melebur ke dalam Gerindra. Dalam pemilihan umum legislatif 2014, perolehan suara partai melonjak hingga 11,8% dan menjadikannya partai terbesar ketiga di Indonesia. Jumlah kursi Gerindra naik tiga kali lipat dari 26 kursi pada 2009, menjadi 73 kursi pada 2014. Setelah wafatnya Ketua Umum Gerindra, Suhardi, pada 28 Agustus 2014, Prabowo dipilih menjadi ketua umum pada 20 September 2014.
Ideologi Partai Gerakan Indonesia Raya
Undang-Undang Partai Politik Tahun 2008 menyatakan bahwa partai politik diperbolehkan mencantumkan ciri-ciri tertentu yang mencerminkan aspirasi politiknya, sepanjang tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD1945. Sesuai dengan pasal 5 dan 7 AD/ART Partai Gerindra, Gerindra berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, sedangkan identitasnya berakar pada nasionalisme, populisme, agama, dan keadilan sosial. Pada bulan Februari 2019, anggota dewan pusat partai Andre Rosiade menggambarkan Gerindra sebagai partai “nasionalis-religius”. Pandangan orang luar mengenai orientasi politik partai berbeda-beda. Kalangan akademisi dan pengamat dalam negeri mengklasifikasikan Gerindra sebagai partai nasionalis, sedangkan pengamat internasional menggolongkannya sebagai partai sekuler dengan sikap nasionalis keras atau partai “nasionalis militan”. Tom Power tidak setuju dengan pelabelan Gerindra sebagai partai sekuler dan mengategorikannya sebagai partai “inklusivis-nasional”, karena dianggap kesediaannya untuk berkompromi dengan agenda politik Islam. Kecenderungan politiknya digambarkan sebagai sayap kanan atau populis sayap kanan.
Anggota Dewan Partai Gerindra

ANWAR ANAS
PADANG SIDEMPUAN, SUMATERA UTARA
15 OKTOBER 1991
ISLAM
BATAM – 3 (NONGSA, SEI BEDUK, BULANG DAN GALANG)

H. AHMAD SURYA
MAKASSAR, SULAWESI SELATAN
03 AGUSTUS 1973
ISLAM
BATAM – 1 (BATAM KOTA – LUBUK BAJA )

MUHAMMAD RUDI, S.T.
PALEMBANG, SUMATERA SELATAN
08 MARET 1971
ISLAM
BATAM – 5 (BATU AJI)

BANYU ARI NOPIANTO
PULAU KASU, BATAM, KEPULAUAN RIAU
26 NOVEMBER 1992
ISLAM
BATAM – 4 (SAGULUNG)

H. AWENG KURNIAWAN
PULAU KASU, BATAM, KEPULAUAN RIAU
10 OKTOBER 1972
ISLAM
BATAM – 6 (SEKUPANG – BELAKANG PADANG)

Ir. ANANG ADHAN
BANYUWANGI, JAWA TIMUR
19 FEBRUARI 1970
ISLAM
BATAM – 1 (BATAM KOTA – LUBUK BAJA)

SETIA PUTRA TARIGAN
BERASTAGI, SUMATERA UTARA
26 OKTOBER 1972
KRISTEN
BATAM – 2 (BATU AMPAR – BENGKONG)