Gelar RDPU, Komisi II DPRD Batam Bahas Distribusi dan Harga Gas Elpiji Bersubsidi

KOMISI II DPRD Kota Batam menggelar rapat dengar pendapat umum (RDPU) khusus membahas masalah distribusi gas elpiji 3 kilogram. RDPU itu menghadirkan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Kota Batam dan Sales Branch Manager PT Pertamina Wilayah Batam Gilang Hisyam Hasyemi serta sejumlah pejabat terkait dari Pemko Batam.

Rapat itu dipimpin langsung Ketua Komisi II Muhammad Yunus Muda didampingi Wakil Ketua Komisi Muhammad Syafe’i, dan Sekretaris Komisi Safari Ramadhan. Hadir pula sejumlah anggota Komisi yakni; Kamaruddin Muda, Setia Putra Tarigan, Yefri, Hj Umi Kalsum, Haji Sulaiman, dan Gabriel A Sianturi.

Komisi II pun mencecar Kepala Disperindag Gunstian Riau dan Sales Branch Manager Pertamina Gilang Hisyam terkait pengawasan harga gas. Soalnya. harga gas elpiji beragam di tingkat pengecer.

“Kita perlu penjelasan karena harga gas elpiji ini beragam. Bahkan ada yang mencapai Rp 25 ribu,” tegas Yunus Muda.

Sementara itu Setia Putra Tarigan menyoroti peran pengawasan baik yang dilakukan Pertamina maupun Pemko Batam. Dia menyayangkan tidak jalannya peran tersebut sehingga harga gas beragam.

“Saya kira kita semua tahu lah. Ketika gas sampai di pangkalan itu, tidak sampai dua jam habis. Kebanyakan larinya ke pedagang dan pengecer. Kita harus pahami anggaran subsidi untuk gas ini sangat besar sementara masyarakat tidak menikmati harga subsidi karena saat membeli gas di pengecer, harganya jauh di atas harga subsidi. Keinginan pemerintah itu jelas, bagaimana masyarakat bisa membeli gas dengan harga subsidi seragam dimanapun membelinya,” papar Tarigan.

Bahkan, anggota Dewan dari Gerindra ini mensinyalir hasil temuan organisasi mahasiswa bahwa ada pangkalan yang sengaja menjual ke pengecer karena mendapatkan harga lebih tinggi. “Saya kira kita jangan merasa puas ketika stok tercukupi tapi melupakan peran kita mengawasi ini bagaimana masyarakat menikmati harga sesuai yang ditetapkan pemerintah baik di pangkalan maupun sub pangkalan,” tegas Tarigan.

Sementara itu Gustian Riau menyatakan pihaknya hampir setiap bulan turun mengawasi. Sudah banyak tabung gas dari pengecer diamankan lalu dikembalikan ke agen atau pangkalan.

Sedangkan Gilang Hisyam menegaskan pihaknya selalu berusaha semaksimal mungkin menjaga stok untuk kebutuhan gas elpiji di Batam. Dia mengaku belum mendapat keluhan dari masyarakat terkait kekurangan pasokan gas elpiji 3 kilogram tersebut.

Dalam rapat itu juga terungkap untuk menunggu ketentuan dari pemerintah pusat terkait penyeragaman harga gas elpiji. Saat ini harga eceren tertinggi (HET) gas elpiji masih mengikuti SK Walikota.(*)